Makalah Akuntansi LSM

BAB II

PEMBAHASAN

LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah (non-government organization – NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar pemerintahan. LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat. Dengan kata lain, organisasi yang berbasis nilai, secara keseluruhan maupun sebagian, pada lembaga donor dan pelayanan sukarela (Bastian, 2007).

Perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan LSM mengacu pada PSAK Nomor 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba seperti halnya pada Akuntansi Partai Politik. LSM menyelenggarakan pembukuan terpadu berdasarkan peraturan tata buku yang berlaku. Pembukuan keuangan LSM diperiksa oleh peninjau organisasi dan pemberi dana. Sementara itu, kewenangan penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana serta pembukuan keuangan LSM diselenggarakan oleh pelaku oganisasi LSM ditentukan oleh badan penyandang dana berdasarkan status LSM yang dimaksud. Rencana anggaran LSM, setelah disepakati oleh personel LSM, siusulkan kepada lembaga donor untuk disetujui menjadi sebuah program atau proyek LSM.

Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun internasional, fundraising lembaga atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan dana yang diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu,usaha untuk meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat harus di dasarkan pada pola prinsip untuk tidak mencari keuntungan.

SISTEM AKUNTANSI PADA LSM

A.    PSAK NO. 45 TENTANG STANDAR AKUNTANSI UNTUK ENTITAS NIRLABA

Dasar tuntutan akuntabilitas, yang dalam hal ini pertanggungjawaban keuangan terhadap segala aktivitas pada semua organisasi LSM adalah PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Dimana perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi ini memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya. Jadi dalam organisasi nirlaba, transaksi yang jarang atau tidak akan pernah terjadi dalam organisasi bisnis manapun akan muncul. Namun, dalam praktek orgabisasi nirlaba, berbagai bentuk sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.

Pada beberapak bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atau jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengkuran jumlah, saat kepastian arus kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut.

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai:

  1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
  2. Cara pengelolaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya.
  3. Aspek kinerja pengelolaan.

Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasinya melalui laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva bersih, dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Laporan ini harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun yang tidak terikat penggunanya. Pertanggungjawaban pengelolah mengenai kemampuannya mengelolah sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi melalui perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba, yang dalam ini adalah organisasi LSM. Denga adanya standar pelaporan, laporan keuangan organisasi tersebut diharapkan dapat lebih muda dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi.

Metode pencatatan akrual

Tujuan dari pelaporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, disamping untuk menunjukan akuntabilitas suatu organisasi terhadap sumber daya terpecaya dengan:

  1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan.
  2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana organisasi LSM menadai aktivitasnya dan memenuhi persyratan kasnya.
  3. Menyediakan informasi yang berguna dalam mengevaluasi kemampuan organisasi LSM untuk menandai aktivitasnya dana untuk memenuhi kewajiban secara komitmennya.
  4. Menyediakan informasi mengenai kondisi  keuangan suatu organisasi LSM dan perubahan di dalamnya.
  5. Menyediakan informasi menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja organisasi LSM dari segi biaya jasa, efisiensi dan pencapaian tujuan.

Laporan keuangan LSM juga memainkan peranan preduktif dan prospektif yang menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi banyaknya sumber daya yang disyaratkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dapat dihasilkan oleh operasi berkelanjutan, dan resiko berasosiasi serta ketidakpastian.

Laporan keuangan dapat juga menyediakan informasi kepada pemakainya , seperti:

  1. Menidentifikasikan apakah sumber daya telah didapatkan dan digunakan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
  2. Mengidentifikasi apakah sumber daya telah didapatkan dana digunakan sesuai dengan persyaratan, termasuk data keuangan yang ditetapkan oleh pengambil kebijakan di masing-masing LSM.

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusunatas dasar akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya (dan bukan pada saat kas atau secara kas diterima atau dibayar) serta dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode bersangkutan. Laporan keuangan LSM yang disusun atas dasar akrual akan memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan LSM menyediakan jenis transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan Keuangan LSM biasanya disusun atas dasar kelangsungan usaha organisasi LSM dan dalam melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena itu, organisasi ini diasusikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala pelayanannya.

Laporan keuangan yang dihasilkan

Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas, serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan.

Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih, serta informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-pihak lain yang menilai:

  1. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan,
  2. Likuiditas, Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal

Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan toyal aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih.

Laporan posisi keuangan menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibitas keuangan, dan hubungan antara aktiva serta kewajiban. Informasi tersebut, pada umumnya disajikan dengan mencatumkan aktiva yang memiliki karakteristik yang serupa dalam suatu kelompok yang relative homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing unsur aktiva dalam kelompok yang homogen; misalnya:

  1. Kas dan setara kas
  2. Piutang anggota atau oenerima jasa lainnya
  3. Persediaan
  4. Sewa, asuransi dan jasa lainnya yang dibayar dimuka.
  5. Surat bergharga/efek dan investasi jangka panjang
  6. Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Informasi tentang likuiditas diberikan dengan cara:

  1. Menyajikan aktiva berdasarjan urutan likuiditas dan kewajiban berdasarkan jatuh tempo.
  2. Mengelompokan aktiva ke dalam lancer dan tidak lancer serta kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.
  3. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh tempo kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan, atau dalam  catatan dalam laporan keuangan.

Pembatasan permanen terhadap : (1) aktiva, seperti tanah atau karya seni yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aktiva yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsure terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara permanen, atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen atas kelompok ke dua tersebut berasal dari Hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.

Pembatasan temporer terhadap: (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2) investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu di masa depan, atau (4) perolehan aktiva tetap, dsapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer, atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan atau keduanya.

Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen, atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditor, serta pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:

  1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat aktiva bersih.
  2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
  3. Bagaimana sumber daya digunakan dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

Perubahan kelompok aktiva bersih

  1. Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer dan tidak terikat selama satu periode.
  2. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.
  3. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
  4. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerrugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
  5. Klasifikasi pendapatanm, beban, keuntungan, dan kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak mengatur peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas.

Laporan arus kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu priode.

Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.

Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang laporan arus kas dengan tambahan berikut ini:

  1. Aktivitas pendanaan.
    1. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
    2. Penerimaan kas dari sumbangan dan pengembalian investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana abadi.
    3. Bunga dan deviden yang dibartasi oleh pengguna untuk jangka panajang.
  2. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas, sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi.

- Aktifitas investasi.

Meliputi pemberian dan penagiahan pinjaman, pembelian atau pewakafan tanah, gedung, dan peralatanny, yakni aktiva yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan bagi masyarakat.

- Aktivitas pembiayaan atau pendanaan.

Aktivitas ini meliputi perolehan sumber daya, pemeberian layanan kepada masyarakat, peminjaman uang atau membantu masyarakat yang memerlukan dan membayar kembali jumlah yang dipinjam, perolehan dan pembayaran sumber –sumber lainnya.

- Aktivitas operasi

Aktivitas ini meliputi seluruh transaksi dan peristiwa lain yang tidak termasuk dalam aktivitas investasi dan pemebelnjaan.

Unsur-unsur laporan keuangan:

  1. Posisi keuangan
  2. Aktiva
  3. Kewajiban
  4. Ekuitas
  5. Kinerja
  6. Penghasilan
  7. Beban

Karakteristik kualitasti laporan keuangan LSM :

  1. Dapat dipahami
  2. Relevan
  3. Materialitas
  4. Keandalan atau realibilitas
  5. Penyajian judul
  6. Substansi mengungguli bentuk
  7. Netralitas
  8. Pertimbangan sehat
  9. Kelengkapan
  10. Dapat dibandingkan

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN LSM

Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham dalam menyusun laporan keuangan jika belum memahami siklus akuntansi. Karena akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu proses pengelolahan informasi yang akan menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang salah satunya adalah laporan keuangan.

Pengertian siklus akuntansi

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengelolahan data keuangan untuk disajikan dalam bentuk laporan keuangan, atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau mengambil keputusan. Untuk menyusun laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum, prinsip-prinsip akuntansi, prosedur, metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi telah dikenal. Terlepas dari aturan itu semua, dalam menyusun laporan keuangan ada satu laporan keuangan yang merupakan siklus akuntansi.

Siklus akuntansi adalah suatu proses penyedia laporan keuangan organisasi selama suatu periode tertentu. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, yaitu penjurnalan akuntansi dan pemindahbukuan kedalam buku besar, serta penyiapan laporan keuangan pada akhir peride. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode adalah mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir periode secara tidak langsung menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan dengan pekerjaan di akhir periode.

Gambar siklus akuntansi:

clip_image002

ALUR PROSES DIKLUS AKUNTANSI

Proses akuntansi

  1. Pencatatan dan penggolongan (dalam jurnal)
  2. Peringkasan (dalam akun-akun buku besar)
  3. Penyajian dalam bentuk laporan keuanga, yaitu laporan posisi keuanga/ neraca, laporan atus kas, dan laporan aktivitas LSM

Transaksi Dan Bukti Transaksi

Transaksi adalah suatu pertemuan antara kedua belah pihak (penjual dan pemebeli) yang saling menguntungkan dengan adanya data/ bukti/ dokumen pendukung yang dimasukkan ke dalam jurnal, setelah melalui pencatatan. Kejadian yang dapat dicatat sebagai suatu transaksi adalah

  1. Pembeilan barang
  2. Penjualan barang
  3. Pembayaran sewa
  4. Penerimaan uang kas

Jurnal

Jurnal adalah sarana untuk mencatat transaski organisasi LSM yang dilakukan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu terjadinya, dengan menunjukan akun yang harus di debet atau di kredit beserta jumlah nilai uangnya masing-masing.

Setiap transaksi yang terjadi dalam organisasi LSM, sebelum dibukukan ke dalam buku besar, harus di catat dahulu dalam jurnal. Oleh karena itu jurnal didefinisikan seperti di atas, sering juga disebut sebagai buku harian.

Manfaat pemakaian jurnal adalah:

  1. Jurnal merupakan sarana pencatatan yang dapat menggambarkan pos-pos yang terpengaruh dari suatu transaksi.
  2. Jurnal merupakan sarana pencatatan yang memeberi gambaran secara kronologis, sehingga gambaran lengkap tentangseluruh transaksi organisasi berdasarkan urutan-urutan kejadiannya yang dapat diberikan.
  3. Jurnal dapat dipecah-pecah menjkadi beberapa jurnal yang dapat dikerjakan oleh beberapa orang secara bersamaan.
  4. Jurnal menyediakan ruang yang cukup untuk keterangan transaski  bila dibandingkan dengan ruang yang ada pada buku besar.
  5. Apabila transaski langsung dicatat ke dalam buku besar dan terjadi kesalahan dalam mencatatnya,

Kertas Kerja

Pengertian kertas kerja sebelum membuat laporan keuangan, jurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian, terlebih dulu perlu ditentukan dan dikumpulkan data yang relevan misalnya, perlu ditentukan nilai pertlengkapan yang masih ada dan gaji yang terhutang pada akhir periode itu.

Kertas kerja merupakan kolom yang digunakan dalam proses akuntansi keuangan manual. Di dalam format kertas kerja, neraca saldo merupakan daftar akun-akun beserta saldo yang menyertai selama suatu periode tertentu.

Laporan Keuangan Dan Komponennya

Laporan keuangan adalah hasil akhirnya dari proses akuntansi, yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan mengabarkan tentang pencapaian kinerja program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pencatatan, realisasi penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Beberapa komponen laporan keuangan yang sering tampil di surat kabar, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laportan arus kas yang dilengkapi oleh catatan atas laporan keuangan, seperti pada laporan tahunan dan prospectus.

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA LSM

Definisi Akuntansi Biaya LSM

Akuntansi mendefinidsikan biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan ini biasanya di ukur sebagai jumlah moneter yang harus di bayarkan untuk mendapatkan bararang dan jasa. Sedangkan akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolonga, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan produk atau jasa serta penjualannya dengan cara-cara dan penafsiran terhadapnya. Proses akuntansi biaya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam organisasi LSM

Siklus Akuntansi Biaya LSM

Siklus akuntansi biaya lsm sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan lsm tersebut. Siklus kegiatan lsm dimulai dengan pemebelian barang atau peralatan dan jasa berdasarkan kegiatan program yang telah ditentukan. Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyajikan informasi biaya yang telah digunakan untuk membeli barang atau peralatan serta pelaksaan program LSM tersebut.

Klasifikasi Biaya LSM

Proses dan sistematika akuntansi biaya dapat dipecahkan melalui rincian tahap sebagai berikut:

  1. Pemahaman mengenai pengertian biaya,
  2. Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terhjadi di LSM ke dalam katagori tertentu dengan pendekatan ABC sistem.
  3. Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang akurat dan informative.
  4. Pensimulasian aplikasi model perhitungan biaya

Analisis Biaya Lsm

- Anggaran Lsm

Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi selama satu atau beberapa periode mendatang.

- Prosedur  rencana anggaran biaya (RAB)

Pertama buatlah daftar rincian biaya dengan akurat. Kemudian pisah-pisahkan menjadi item-item yang berbeda, seperti: gaji, biaya sewa, material, transportasi, komunikasi, peralatan, pelatihan, dan publikasi. Perhitungan lebih detail harus ada, jika donaturnya memintanya, dan memasukan biaya operasional dalam proposal proyek

- Biaya standar

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yaitu jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan tertentu dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan factor-faktor lainnya.Manfaat biaya standar :

Biaya standar akan membantu penyusunan anggaran belanja program atau kegiatan bagi lembaga yang bersangkutan ini berarti biaya standar sangat berpengaruh terhadap proses pengambilan kebijakan, pengelolah lembaga, khususnya dalam proses penganggaran.

- Analisis biaya volume laba pada LSM

Sebagai lembaga non profit, LSM tidak mengenal istilah laba. Namun dalam hal ini analisis biaya volume laba atau Cost Volume –Profit analisis (CVP analysis) digunakan untuk membantu LSM agar tidak mengalami masalah biaya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program

Laporan Biaya Lsm

Dalam siklus pengendalian manajemen organisasi sector public, fase setelah penganggaran adalah pelaksanaan dan penganggaran. Laporan buaya LSM dirancang untuk melakukan apa yang sedang terjadi dengan biaya pelaksaan kegiatan LSM. Namun beberapa laporan tidak selalu mengarah pada kegiatan. Informasi ini berisi laporan yang berasal dari catatan akuntansi berupa penerimaan dan pembiayaan.

Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitiaan dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan pimpinan. Definisi sistem pengendalian internal tersebut menenkankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Menurut tujuannya, sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaaitu pengendalian internal akuntansi dan pengendalian internal administrative. Pengendalian internal akuntansi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian internal, meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin keamanan dari kekayaan para investor dan kreditor dengan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

Unsur-unsur pokok dari pengendalian internal adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang memadai terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari setiap unit organisasi

4. Karyawan yang kompetensinya sesuai dengan tanggungjwabnnya.

BAB 3

KESIMPULAN

LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Dimana perbedaan utama yang mendasar adalah cara organisasi itu memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi ini memperoleh sumber daya dari lembaga donor dan para penyumbang lainnya.

Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan LSM harus disusunatas dasar akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadinya (dan bukan pada saat kas atau secara kas diterima atau dibayar) serta dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan periode bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar