Makalah Teori Akuntansi, Sistem Pengukuran Akuntansi, Historical Cost dan Tujuannya

A. HISTORICAL COST

Dasar pemikiran untuk biaya historis berasal dari beberapa sumber buku yang ditulis oleh Paton dan Littleton “An introduction to corporate accounting standards” kita masih banyak bergantung pada buku ini.

Tujuan Akuntansi

Satu alasan untuk menggunakan historical cost adalah bahwa perusahaan harus melakukan pemisahan kepemilikan usaha dengan pihak manajemen. Tujuan penggunaan biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan laba rugi merupakan komunikasi kunci.

Kritikus berpendapat bahwa historical cost  hanya dapat digunakan untuk melaporkan pendapatan saja (yang cocok dengan input/masukan pada konsep biaya historis) namun untuk pengakuan perubahan asset dan kewajiban historical cost sangat tidak relevan digunakan karena bisa menyebabkan kesalahan penilaian yang dapat menyesatkan dalam menghasilkan kebijakan deviden.

Modal dan Laba

Dalam historical cost profit akan dihitung dengan mengurangi asset dengan kewajiban. Dimana asset maupun kewajiban akan diakui sebesar nilai perolehannya diawal. Dengan demikian, pendapatan adalah kenaikan modal biaya historis pada akhir periode akuntansi.

Pendapatan menunjukkan kinerja perusahaan untuk periode tertentu, biaya merupakan upaya yang dikeluarkan (dalam hal biaya historis yang disesuaikan) dan laba berkorelasi dengan efektivitas perusahaan sebagai unit operasi. Oleh karena itu laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang paling penting, karena mengungkapkan hasil dari operasi bisnis.

Pencocokan teori biaya

Akuntansi biaya historis/historical cost secara terus menerus melacak aliran biaya. Tugas akuntan adalah untuk menelusuri pergerakan biaya dan mencocokan (match) biaya dengan pendapatan yang diterima saat mereka mengoperasikan bisnis. Dengan kata lain akuntan harus memutuskan biaya yang telah jatuh tempo dan karena itu harus dicocokkan terhadap pendapatan dalam laporan laba rugi, dan mana biaya yang masih belum jatuh tempo dan karena itu harus ditempatkan pada neraca sebagai residual/sisa (unmatched aset). Akuntan harus menentukan mana biaya yang harus dipertimbangkan sebagai beban/expense. Istilah seperti biaya yang telah jatuh tempo untuk expense dan biaya amortisasi untuk aset non-moneter berasal dari alokasi biaya historis.

Historical cost dilihat dari pendapatan masa lampau dan di bandingkan dengan profit sehingga dapat menentukan laba rugi. Matching cost berhubungan historical cost untuk melihat keuangan dari masa lampau sehingga dapat melihat apa yang terjadi. Hubungan dengan historical cost untuk mengetahui bahwa assets tersebut dapat didepersiasikan.

Konservatisme

Komponen lain yang penting adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif. Beban harus diakui sesegera mungkin, sedangkan pendapatan tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa mereka akan diterima. Dasar konsep konservatisme lainnya adalah bahwa peningkatan nilai aset tidak harus diakui, namun penurunan nilai harus segera mungkin diakui. Penerapan prosedur tersebut berarti keuntungan yang dihitung secara konservatif dan berarti bahwa setiap aliran pendapatan potensial mengalir ke laporan laba rugi perlahan seiring waktu. Konsep konservatisme memperkuat pendekatan akuntansi transaksi yaitu transaksi harus dibuktikan secara kredit maupun uang tunai.

Dukungan dan Kritikan

a) Dukungan Historical Cost

Biaya historis banyak dikritik sejauh ini, bahwa historical cost tidak memberikan informasi yang up to date mengenai kekayaan riil perusahaan saat ini. Namun, juga ada beberapa alasan untuk mempertahankan historical cost :

1) Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Biaya historis didasarkan pada aktual, bukan hanya transaksi.

3) Sejauh ini, laporan keuangan berdasarkan biaya historis dibuktikan sangat berguna.

4) Konsep terbaik memahami keuntungan merupakan selisih harga jual atas biaya historis.

5) Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.

6) Bagaimana informasi yang berguna adalah laba berdasarkan biaya saat ini atau harga keluar?

7) Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap.

8) Ada bukti cukup untuk membenarkan akuntansi biaya historis.

b) Kritik Akuntansi Biaya Historis

Tujuan akuntansi

Dalam akuntansi konvensional, tujuan pemberian informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi ditafsirkan sebagai penyusunan informasi dalam rangka urusan fungsi manajemen. Akuntansi berperan membantu para pengguna laporan keuangan, padahal pengguna laporan lebih memerlukan informasi untuk melihat masa depan, bukan masa lalu. Jadi para investor bukan hanya tertarik pada nilai investasi awal, tetapi lebih tertarik pada berapa nilai kenaikan atau penurunan investasinya sampai sekarang. Data masa lalu sekedar perbandingan. Akuntansi harus mampu menghubungkan keduanya, yaitu antara perubahan harga dan harga masa lalu. Tanpa informasi tersebut keputusan ekonomi akan bias. Menurut kondisi masa lalu, meskipun kebenaran, tetap saja tidak mampu menditeksi kondisi pasar. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan, sehingga termasuk melakukan perencanaan operasi perusahaan masa yang akan datang dan adanya perubahan harga.

Biaya historis memang banyak membantu, namun tidak cukup memuaskan dalam penilaian untuk pengambilan keputusan ekonomi. Ketika asset dibeli, biaya histories memang tepat, sebab menunjukan harga kini, tetapi dengan berlalunya waktu, biaya histories tidak akan relevan lagi. Jika terjadi kenaikan harga, laba perusahaan akan terlalu tinggi, karena penyusutan asset yang terlalu kecil. Masalah ini berbahaya, karena dividen dibagikan berdasarkan laba akuntansi, begitu juga pajak. Satu-satunya alasan penggunaan biaya histories yang cukup kuat adalah adanya asumsi kelangsungan usaha.

Selanjutnya, para kritikus akuntansi biaya historis telah berulang kali menyatakan bahwa sistem gagal dalam menyediakan informasi yang obyektif. Ada banyak keputusan yang terkait dengan pencatatan, pengukuran dan pelaporan informasi bahwa sistem biaya historis jauh dari obyektif dan mudah dimanipulasi.

Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Biaya historis tidak mencukupi untuk mengevaluasi keputusan bisnis. Saat aset diperoleh, biaya historis aset ini relevan karena mengacu pada peristiwa saat ini. Namun, setelah periode akuisisi berlalu itu adalah biaya tersebut tidak lagi biaya saat ini karena bisa saja nilai asset mengalami perubahan dan karena itu historical cost tidak lagi relevan. Keuntungan pada tahun tertentu dianggap mewakili kenaikan bersih nilai modal entitas untuk tahun itu yaitu, kegiatan yang terjadi pada tahun tertentu yang meningkatkan modal entitas.

Jika modal didefinisikan sebagai kemampuan operasi perusahaan, laba adalah perubahan kemampuan operasi perusahaan selama periode pelaporan. Laba adalah jumlah yang diperoleh setelah pemeliharaan modal fisik perusahaan. Informasi ini berguna untuk keputusan yang berfokus pada kemampuan entitas untuk mempertahankan produksi dan bersaing dengan pihak lain dalam industri di masa depan. Jika keuntungan adalah perubahan dalam daya beli, konsep modal dipertahankan adalah modal keuangan yang diukur dari segi harga saat ini. lagi, informasi yang berguna karena memberikan informasi mengenai perubahan kapasitas masa depan entitas untuk bertransaksi di pasar.

Biaya historis mungkin lebih objektif daripada harga saat ini tapi kritikus menyatakan bahwa relevansinya bagi pengambilan keputusan sangat dipertanyakan. Kritikus berpendapat keuntungan yang dilaporkan dalam biaya historis tidak memiliki interpretasi prospektif, melainkan sepenuhnya retrospektif. Akuntansi biaya historis mengadopsi konsep modal keuangan, modal dianggap sebagai investasi dollar nominal dalam perusahaan, daripada daya beli investasi. Setelah tahun akuisisi, biaya historis tidak berkorelasi dengan peristiwa tahun itu.

Historical cost dapat menyebabkan penggelembungan keuntungan karena kemungkinan pengakuan penyusutan asset dan harga perolehan asset yang terlalu rendah jika dibandingkan dengan pendapatan saat ini. Dengan demikian, itu bisa menyebabkan penurunan modal yang tidak disadari, di mana modal didefinisikan dalam hal kemampuan entitas untuk menghasilkan, bertransaksi, atau beroperasi ke masa depan. Angka keuntungan di bawah harga perolehan dapat menipu manajemen sejauh bahwa dividen yang dibayarkan bisa melebihi keuntungan nyata tahunan dan mengikis modal dasar.

Dasar Biaya Historis

Salah satu pembenaran untuk penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan usaha. Dianggap bahwa kehidupan perusahaan adalah tidak terbatas, sehingga harapan normal mengenai item non moneter akan terpenuhi. Inventori dapat diharapkan akan dijual, dan aktiva tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aktiva, atau yang sebagian dialokasikan itu, adalah jumlah yang tepat agar sesuai/setara dengan pendapatan.

ISSUES FOR AUDITORS

Auditor harus memperoleh bukti yang cukup dan sesuai pada penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap laporan keuangan. Berbagai risiko audit muncul dengan model pengukuran campuran. Beberapa risiko ini ditangani oleh auditor dengan mendapatkan penilaian ahli independen dan lainnya dengan menguji asumsi dasar untuk manajemen dan input data ke model penilaian. Risiko dari salah saji yang lebih tinggi dalam kondisi tertentu, seperti dalam keterlibatan pihak terkait.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar